MDLC(Multimedia Development Life Cycle):
(Metode Pemilihan Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi)
Pengantar
Bagi Konsultan IT, Praktisi IT, Team Development Aplikasi, tidak mudah untuk memilih atau memutuskan metodologi apa yang akan digunakan di dalam pembangunan/pemgembangan aplikasi system informasi di sebuah perusahaan atau software yang akan di implementasikan.
Khusus terkait Aplikasi yang berkaitan dengan multimedia, MDLC saat ini banyak digunakan pada penelitian terkait aplikasi multimedia atau mobile aplikasi, disamping metode SDLC(System Development Life Cycle) yang sudah umum digunakan di dalam pembangunan dan pengembangan Aplikasi saat ini.
Menurut Riyanto & Singgih, (2015), MDLC (Multimedia DevelopmentLife Cycle) merupakan metode pengembangan system yang cocok untuk pengembangan system berbasis multimedia. Multimedia Development Life Cycle terdiri dari enam tahap, yaitu
1. Tahap pengonsepan (concept),
2. Perancangan (design),
3. Pengumpulan bahan (material collecting),
4. Pembuatan (assembly),
5. Pengujian (testing) dan
6. Pendistribusian (distribution)
1. Concept
(Tahap untuk menentukan tujuan dan siapa pengguna program). Tahap pengonsepan (Concept) adalah tahap untuk menentukan tujuan dan kepada siapa multimedia di tujukan (audiens identification). Selain itu menentukan jenis aplikasi (presentasi, interaktif, dan lain-lain) dan tujuan aplikasi (hiburan, pembelajaran, dan lain-lain). Dasar aturan untuk perancangan juga ditentukan pada tahap ini misalnya ukuran, target. Output dari tahap ini biasanya berupa dokumen yang bersifat naratif untuk mengungkapkan tujuan proyek yang ingin di capai.
2. Design
(Tahap pembuatan spesifikasi mengenai arsitektur proyek,gaya, tampilan, dan kebutuhan material/bahan untuk proyek). Perancangan (design) adalah tahap pembuatan spesifikasi meliputi arsitektur proyek, gaya, tampilan dan kebutuhan material atau bahan untuk program. Spesifikasi dibuat serinci mungkin sehingga pada tahap berikutnya yaitu material collecting dan assembly, pengambilan keputusan baru tidak diperlukan lagi, cukup ini biasanya menggunakan storyboard untuk menggambarkan deskripsi tiap scene dengan mencantumkan semua obyek multimedia.
3. Material Collecting
(Tahap pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan yang dikerjakan). Pengumpulan materi adalah tahap pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan yang dikerjakan. Bahan-bahan tersebut antara lain seperti clip-art, graphic, animasi, video, audito. Tahap ini dapat dikerjakan secara parallel dengan tahap assembly. Namun dapat juga tahap material collecting dan tahap assembly akan dikerjakan secara linear dan tidak parallel.
4. Assembly
(Tahap Pembuatan). Tahap assembly adalah tahap pembuatan semua obyek atau bahan multimedia dibuat. Pembuatan proyek didasarkan pada tahap design. seperti storyboard, bagan alir atau struktur navigasi.
5. Testing
(Tahap Pengujian). Dilakukan setelah selesai tahap pembuatan (assembly) dengan menjalankan proyek apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap ini disebut sebagai tahap pengujian alpha (alpha test) dimana pengujian dilakukan oleh pembuat, Fungsi dari
tahap ini adalah melihat hasil pembuatan proyek apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, maka akan dibuat tabel pengujian untuk menguji kriteria proyek tersebut (Irawan, Laurin, & Suherman, 2015).
6. Distribution
(Proyek akan disimpan dalam sebuah media penyimpanan). Pada tahap ini proyek akan disimpan dalam suatu media penyimpanan. Jika media penyimpanan tidak cukup menampung proyeknya makan kompresi terhadap proyek itu akan dilakukan. Tahap ini juga dapat disebut sebagai tahap evaluasi untuk pengembangan produk yang sudah jadi supaya menjadi lebih baik. Hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk tahap concept pada produk selanjutnya.
Sumber:
-
Juleon, Perancangan Media Pembelajaran Videoscribe Sastra Indonesia Dengan Menggunakan Metode MDLC,
2018,UIB. Repository@2018
-
Perbandingan Metode Pengembangan Perangkat Lunak Multimedia Iwan Binanto Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta [email protected]