AUDIT SISTEM INFORMASI
(series-1)
Materi:
Mempelajari konsep dasar Audit Sistem Informasi
Definisi Audit Sistem Informasi Ron Weber (1999,10) mengemukakan bahwa audit sistem informasi adalah : Information systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently.(Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien).
ISACA, CISA Review Manual 2006 – The process of collecting and evaluating evidence to determine whether information systems and related resources adequately safeguards assets, maintain data and system integrity, provide relevant and reliable information, achieve organizational goals effectively, consume resources efficiently, and have in effect internal controls that provide reasonable assurance that operational and control objectives will be meet and that undesired events will be prevented, or detected and corrected, in a timely manner.
Tujuan Audit Sistem Informasi:
Berdasarkan definisi audit sistem informasi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sekurang-kurangnya terdapat 4 (empat) tujuan audit sistem informasi, yaitu :
-
Mengamankan asset
-
Menjaga integritas data
-
Menjaga efektivitas sistem
-
Mencapai efisiensi sumber daya.
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
Faktor yg Mempengaruhi sebuah Organisasi terhadap Kendali dan Audit Komputer
Sasaran Audit
-
Auditing ditujukan untuk memastikan business assurance bagi perusahaan, hal yang paling perlu diingat adalah bahwa memperhitungkan business risk juga termasuk memastikan business assurance bagi perusahaan.
-
Dalam peningkatan kecepatan saat ini, transaksi terjadi antar komputer dari perusahaan-perusahaan yang berbisnis serta berfrekuensi tinggi, maka mulai dirasakan perlu untuk menempatkan titik kontrol yang tepat.
-
Audit tidak lagi hanya dilakukan pada akhir tahun buku.
-
Audit dapat dilakukan bahkan untuk setiap transaksi dan saat transaksi terjadi.
Peran Seorang Auditor
-
Untuk menempatkan titik kontrol yang tepat, maka perlu dilakukan kerjasama dengan pegawai di Departemen Sistem Informasi. Hal tersebut karena seluruh data transaksi terjadi dan disimpan dalam server yang dikelola oleh departemen itu.
-
Selain itu, Departemen Internal Auditor juga perlu melakukan business process reengineering, dari langkah awal yaitu proses penerimaan auditor baru sampai pada langkah akhir yaitu pemberian pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan.
-
Penetapan titik kontrol yang tepat, kerjasama dan business process reengineering, tidak dapat dilakukan oleh mesin, sehingga di sinilah peran auditor sebagai manusia dituntut untuk tetap ada.
Landasan Audit Sistem Informasi
Traditional Auditing
-
Membawa ilmu pengetahuan dan kaya pengalaman ttg teknik kendali internal (internal control techniques),Dengan kata lain, filosofi kendali pada audit sistem informasi diambil dari audit tradisional
-
Traditional auditing : mengumpulkan dan menilai bukti guna menentukan dan melaporkan kesesuaian antara aktivitas ekonomi
-
Metodologi umum untuk pengumpulan dan evaluasi bukti juga berbasis pada metodologi audit tradisional .
Information Systems Management
-
Sejarah membuktikan bhw sistem informasi berbasis komputer pada awalnya hanya membawa kehancuran, spt kegagalan sistem mencapai tujuan organisasi .
-
Setelah beberapa thn pada peneliti sibuk mencari cara yg lebih baik utk manajemen pengembangan dan implementasi sistem informasi , Kini beberapa kemajuan telah dicapai di MIS, misal teknik manajemen proyek telah membawa pengembangan sistem informasi menjadi sukses. Dokumentasi, standar, budget, dan investigasi diterapkan .
-
Cara yg lebih baik utk mengembangkan dan menerapkan sistem informasi telah dikembangkan. Misal analisis/desain berbasis objek, para programmer membuat program lbh cepat dng sedikit eror dan mudah pemeliharaan .
-
Kemajuan teknik-teknik tsb mempengaruhi audit sistem informasi.
Behavioral Science (=people problem)
-
Sistem komputer terkadang gagal karena desainernya tdk menghargai isu-isu kesulitan manusia yg sering dihubungkan dng pengembangan dan implementasi sistem
-
Contoh : ketahanan perilaku/sikap thd sistem informasi dpt memberi dampak buruk thd usaha mencapai asset safeguarding, data integrity, system effectiveness and efficiency
-
Contoh lain : user mencoba mensabotase sistem, user dan designer kurang berkomunikasi karena perbedaan konsep mengenai domain aplikasi
-
Auditor hrs memahami kondisi yg mengacu pd masalah perilaku, yg akan menyebabkan kegagalan sistem
-
Para peneliti menekankan kebutuhan desain sistem pada tugas-tugas yg dicapai sistem informasi (teknik), dan kualitas kerja pegawainya (sosial) di dalam organisasi.
-
Computer Science
-
Ilmu komputer menekankan pada pengetahuan bagaimana membuktikan kebenaran dari perangkat lunak, membangun sistem komputer yang toleransi pada kegagalan, mendesain sistem operasi yang aman, dan pengiriman data secara aman melalui link komunikasi
-
Pengetahuan tersebut membawa cara yang lebih baik utk asset safeguarding, data integrity, system effectiveness dan system efficiency.
Pendekatan Audit Sistem Informasi
Pendekatan audit sistem informasi terdiri dari dua penekanan yang berbeda yaitu :
-
Pendekatan temuan (Exposures Approach), fokus utama ditekankan pada jenis kesalahan (losses) yang terjadi dalam suatu sistem informasi. Setelah itu ditentukan kendali (controls) yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan tersebut sampai pada batas yang dapat diterima (acceptable levels).
-
Pendekatan kendali (Control Approach), fokus utamanya adalah kendali-kendali di dalam suatu sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan sampai pada level yang dapat diterima (acceptable levels).
Tahapan Audit Sistem Informasi
Menurut Ron Weber dalam bukunya Information Systems Control and Audit halaman 47-55, terdapat 5 (lima) langkah atau tahapan audit sistem informasi yaitu :
-
Perencanaan Audit (Planning the Audits)
-
Pengetesan Kendali (Tests of Controls)
-
Pengetesan Transaksi (Tests of Transactions)
-
Pengetesan Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil (Tests of Balances or Overall Results) dan
-
Pengakhiran (penyelesaian) Audit (Completion of the Audit)
Menurut Gallegos Cs. dalam bukunya Audit and Control of Information Systems (chapter 10), tahapan audit sistem informasi mencakup aktivitas :
-
Perencanaan (Planning)
-
Pemeriksaan Lapangan (Fieldwork)
-
Pelaporan (Reporting) dan
-
Tindak Lanjut (Follow Up)
Ethic Code of IT Auditor
-
Support the implementation of, and encourage compliance with, appropriate standards, procedures and controls for information systems.
-
Perform their duties with due diligence and professional care, in accordance with professional standards and best practices
-
Serve in the interest of stakeholders in a lawful and honest manner, while maintaining high standards of conduct and character, and not engage in acts discreditable to the profession.
-
Maintain the privacy and confidentiality of information obtained in the course of their duties unless disclosure is required by legal authority. Such information shall not be used for personal benefit or released to inappropriate parties.
-
Maintain competency in their respective fields and agree to undertake only those activities, which they can reasonably expect to complete with professional competence
-
Inform appropriate parties of the results of work performed; revealing all significant facts known to them
-
Support the professional education of stakeholders in enhancing their understanding of information systems security and control.
Various Auditing Standards
-
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) and International Federation of Accountants (IFAC).
-
Financial Accounting Standards Board (FASB) with Statement on Auditing Standards
-
(SAS), standards 1 through 114, which are referenced and applied by the AICPA and IFAC.
-
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).
-
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO), providing the COSO internal control framework that is the basis for standards used in global commerce. COSO is the parent for the standards used by governments around the world.
-
Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) of the Securities and Exchange Commission, issuing audit standards AS-1, AS-2, AS-3, AS-4, and AS-5. PCAOB is the standards body for Sarbanes-Oxley, including the international implementation by the Japanese government and European Union (US-SOX, J-SOX and E-SOX).
-
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), providing guidelines for participating countries to promote standardization in multinational business for world trade.
-
International Organization for Standardization (ISO), which represents participation from more than member governments.
-
U.S. National Institute of Standards and Technology (NIST), providing a foundation of modern IS standards used worldwide. When combined with British Standards/ISO (BS/ISO), you get a wonderful amount of useful guidance.
-
U.S. Federal Information Security Management Act (FISMA), which specifies minimum security compliance standards for all systems relied on by the government, including the military and those systems operated by government contractors. (The U.S. government is the world’s largest customer.)
-
IS Audit and Control Association (ISACA) and IT Governance Institute (ITGI) issue the Control OBjectives for IT (CObIT) guidelines which are derived from COSO with a more specific emphasis on information systems.
-
Basel Accord Standard II (Basel II), governing risk reduction in banking.
IT Auditor Competency
Metodologi Audit SI
CobIT (Control Objectives for Information & Related Technology) adalah panduan kerja dalam Pengelolaan teknologi informasi. Disusun oleh ISACA (Information Systems Audit and Control Association) dan ITGI (IT Governance Institute)
COBIT (Control Objectives for Information and related Technology), merupakan salah satu metodology yang memberikan kerangka dasar dalam menciptakan sebuah Teknologi Informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dengan tetap memperhatikan faktor – faktor lain yang berpengaruh.
Sertifikasi Profesional IT Auditor
CISA
CISA (Certified Information Systems Auditor) adalah sertifikasi profesional TI yang menunjukkan bahwa seseorang telah memenuhi standar kompetensi TI tertentu, khususnya di bidang audit, kontrol dan pengamanan TI (security). CISA dikeluarkan oleh ISACA, sebuah asosiasi yang berkedudukan di Amerika yang beranggotakan puluhan ribu profesional TI di seluruh dunia. ISACA dikenal juga sebagai asosiasi yang menerbitkan COBIT (Control Objectives for Information and related Technology).
DAFTAR PUSTAKA
-
Information System Audit and Control Association (ISACA) (2003), IS Standards, Guidelines and Procedures for Auditing and Control Professionals, http://www.isaca.org.
-
Weber, Ron (1999), Information Systems Control and Audit, The University of Queensland, Prentice Hall.
-
https://bahankuliahonline.wordpress.com/2005/09/17/audit-sistem-informasi/
-
http://magister-cio.ft.unp.ac.id/download/materi-kuliah/konsep-dasar-audit-ti/
-
http://www.slideshare.net/abriantonugraha/presentasi-002audsi?qid=8b5ab234-a209-445c-8212-826dd5ce05a6&v=&b=&from_search=5