Dalam era digital yang serba cepat, arsitektur perusahaan tidak lagi sekadar tentang perencanaan statis. Perdebatan antara Enterprise Architecture (EA) tradisional dan Adaptive Enterprise Architecture (AEA) semakin relevan.
Analisa perbandingan kedua pendekatan ini, ada beberapa poin kunci antara lain:
- EA Tradisional:
Ideal untuk perusahaan yang mencari stabilitas, efisiensi, dan optimalisasi. EA tradisional, dengan kerangka kerja seperti TOGAF, sangat cocok untuk organisasi yang beroperasi di industri yang stabil dan membutuhkan perencanaan jangka panjang yang terstruktur.
- Adaptive EA (AEA):
Bukan sekadar tool, melainkan filosofi. AEA fokus pada kecepatan, fleksibilitas, dan responsif terhadap perubahan pasar yang dinamis. Ini adalah pilihan terbaik untuk perusahaan yang sudah memiliki fondasi TI yang matang dan beroperasi di pasar yang sangat kompetitif.
- Pilihan Bukan tentang ‘Mana yang Lebih Baik’, Tapi ‘Mana yang Lebih Sesuai’: Keputusan untuk mengadopsi EA atau AEA bergantung pada tingkat kematangan organisasi, kebutuhan bisnis, dan budaya perusahaan. EA adalah pondasi yang solid, sementara AEA adalah evolusi selanjutnya untuk mencapai kelincahan bisnis.
Bagaimana menurut Anda? Apakah Perusahaan..sudah menerapkan AEA, atau masih berfokus pada pendekatan yang lebih terstruktur? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!
https://www.linkedin.com/feed/update/urn:li:activity:7369164341696262144/
